Assala:mua’alaikum……..!
Hari ini, kita kedatangan tamu yang sebagian besar teman-teman pasti sudah kenal. Bagi yang belum kenal, mari saya kenalkan dengan tamu kita, namanya العربيّة Al-‘arabiyya. Nama panggilannya kalau di sini ialah bahasa Arab. Ia merupakan salah satu anggota keluarga bahasa Semit. Nama Semit itu sendiri diambil dari nama salah satu putra Nabi Nuh as., yaitu Syem.
Bahasa Arab memiliki beberapa saudara, antara lain Ibrani (Hebrew), Aramika (Aramaic), Amhara (Amharic), Akkadia (Akkadian), dan Ethiopika (Ethiopic). Beberapa anggota keluarga bahasa Semit ini ada yang sudah meninggal dan ada yang masih hidup hingga sekarang. Beberapa anggota yang masih hidup di antaranya adalah bahasa Arab itu sendiri, bahasa Ibrani yang sekarang bekerja sebagai bahasa nasional Israel, dan bahasa Ethiopia yang tinggalnya di Ethiopia.
Bahasa Arab dan saudara-saudaranya memiliki karakteristik yang menonjol, yaitu setiap kata dalam bahasa-bahasa ini memiliki akar kata yang umumnya terdiri atas tiga konsonan yang disebut triliteral. Selain itu, terdapat akar kata yang terdiri atas empat konsonan yang disebut quadriliteral. Dengan akar kata yang terdiri atas konsonan ini, bahasa Arab dapat menciptakan berbagai kata-kata baru yang masih memiliki hubungan makna atau tidak memiliki hubungan makna sama sekali. Ia membuat kata-kata baru itu dengan cara derivasi, yaitu proses mengubah suatu kata menjadi kata baru yang berlainan kelas atau jenis dengan kata sebelumnya. Proses itu umumnya ia lakukan dengan menambahkan afiks atau perubahan vokal pada kata dasarnya. Jadi, dari tiga konsonan, bahasa arab dapat membuat kata yang berlainan kelas seperti verba, nomina, ajektiva, dan lain-lain.
Contoh: Dari tiga konsonan ب ت ك /KTB, dapat diturunkan kata-kata seperti:
كَتب KaTaB ‘menulis’, كاتِب Ka:TiB ‘penulis’, كِتاب KiTa:B ‘buku’,
مَكتب maKTaB ‘meja tulis; kantor’ مَكتُوب maKTu:B ‘surat; yang ditulis' كُتِب KuTiB ‘ditulis’,
كاتب Ka:TaB ‘surat-menyurat’, مكتبة maKTaBa ‘perpustakaan’, dan lain-lain.
Selain derivasi, bahasa Arab dapat melakukan infleksi, yaitu perubahan bentuk kata untuk menetapkan hubungannya dengan kata-kata lain dalam sebuah kalimat. Infleksi ini lebih berperan dalam gramatika. Berbeda dengan derivasi, dalam proses infleksi tidak terjadi perubahan kelas kata. Jadi misalnya, sebuah nomina yang berinfleksi akan tetap sebagai nomina sekalipun bentuk katanya berubah. Nomina tersebut tidak berubah kelas katanya menjadi verba, ajektiva, atau yang lainnya.
Contoh:
a) كِتاب KiTa:B كِتابَن KiTa:Ba:Ni كُتب KuTuB
‘(sebuah) buku’(n. Sgl.) ‘dua buah buku’(n.dual) ‘buku-buku’(n.pl.)
b) يجلِسُ yaJLiSu تجلِسين taJLiSi:na تجلِسُون taJLiSu:na
‘dia(lk) sedang duduk ‘kamu(pr) sedang duduk’ ‘kalian(lk) sedang duduk’
Bahasa Arab juga memiliki ciri khusus pada beberapa konsonan yang dikenal sebagai konsonan emfatik (tebal) dan konsonan gutural (tenggorokan). Beberapa konsonan emfatik bahasa Arab, antara lain ṣa:d ص ṣ, ḍa:d ض ḍ, ṭa:? ط ṭ, dan ẓa:? ظ ẓ. Konsonan-konsonan tersebut dilafalkan lebih tebal atau sedikit medok dibandingkan dengan konsonan sejenisnya, yaitu si:n س s, da:l د d, ta:? ت t, dan za:y ز z. Akan tetapi, kita tidak perlu melafalkannya dengan sangat medok sehingga bibir harus monyong sejauh-jauhnya. Selain itu, ada konsonan qa:f ق q yang juga dilafalkan dengan medok lewat tekak sebagai artikulatornya. Karena pelafalan konsonan-konsonan emfatik yang tebal itu, kita dapat mendengar bunyi hampir seperti [o] saat berharakat fatḥa meskipun bahasa Arab tidak memiliki vokal O.
Sementara itu, konsonan gutural yang paling khas dalam bahasa Arab adalah ‘ain ع ’. Konsonan ini dilafalkan lewat tekanan yang dilakukan di tenggorokan sehingga menghambat aliran udara yang keluar. Beberapa orang Jawa kadang mengalami kesulitan dalam pelafalan konsonan ‘ain yang terletak di awal kata sehingga mereka melafalkannya menjadi bunyi sengau [ŋ ], contohnya dalam kata عالَمِين ‘a:lami:n diucapkan ŋa:lami:n.
Bahasa Arab membagi dirinya menjadi dua, yaitu bahasa Arab fuṣḥa: (الفصحى العربية ) dan bahasa Arab ‘a:miyya (العامية العربية ). Arab fuṣḥa: merupakan bahasa yang murni, baik, dan benar. Kalau diibaratkan dengan di sini, yaitu seperti bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD. Arab fuṣḥa: biasa digunakan sebagai bahasa resmi, bahasa yang digunakan di dunia akademis, bahasa dalam konferensi, dan bahasa dalam siaran berita TV, radio, surat kabar, maupun puisi klasik. Al-Qur’a:n Al-Kari:m juga termasuk dalam Arab fuṣḥa: klasik yang terbaik, tertinggi, terindah, dan tak tertandingi. Bahasa Arab fuṣḥa: khususnya bahasa Al-Qura:n ini tidak hanya menjadi pemersatu bangsa Arab tetapi juga umat muslim sedunia, sehingga bahasa Arab identik dan dikenal sebagai bahasa Islam.
Sementara itu, Arab ‘a:miyya merupakan bahasa yang biasa digunakan untuk percakapan sehari-hari masyarakat Arab. Kita bisa membandingkan bahasa ini dengan slang atau bahasa gaul. Bahasa Arab ‘a:miyya itu dapat berbeda-beda di antara masyarakat Arab yang satu dengan yang lainnya karena berhubungan dengan dialek daerah masing-masing. Jadi, ada banyak ragam bahasa Arab ‘a:miyya, seperti Mesir, Maroko, Irak, Sudan, Lebanon, dan lain-lain. Bahkan dalam sebuah negara Arab pun, antara ‘a:miyyah kota yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda-beda, misalnya ‘a:miyya Mesir dialek Kairo dan ‘a:miyya Mesir bagian selatan.
Seorang dosen sastra Arab di FIB mengatakan bahwa Arab ‘a:miyya bukanlah bahasa untuk dipelajari melainkan untuk diterapkan. Jika ingin dapat berbicara dalam bahasa Arab ‘a:miyya, seseorang harus terjun, tinggal, dan bertinteraksi langsung dengan masyarakat penutur aslinya. Kalau Arab fuṣḥa: dapat digunakan di semua negara-negara Arab, maka Arab ‘a:miyya hanya digunakan dan dimengerti oleh masyarakat setempat.
Berikut ini contoh ‘a:miyya dari tamu kita:
Bagaimana? : kayfa (fuṣḥa:), izzay (Kairo), ki:f (Palestina/Suriah), šlo:n (Semenanjung Arab)
Di sana: huna:k (fuṣḥa:), hina:k (Kairo), hna:k (Baghdad), ?ihni:k (Damaskus).
Saya sendiri hanya sedikit tahu mengenai ‘a:miyya dari tamu kita ini. Dan, ma’af tamu kita si bahasa Arab ini sudah mau pulang. Jadi, segitu aja kenalannya, ya. Kapan-kapan, ia mungkin akan mampir lagi.
Jika terdapat kesalahan kata,tulisan, dan isi, tolong dima’afkan, ya. Jangan sungkan untuk memerbaiki dan memberi masukan.
Ma’a s-sala:ma……!!!