Kita betemu lagi. Lihat…lihat…!!
Itu si fi’l mudhari’ juga datang lagi. Sepeti pertemuan yang lalu, di depannya
si fi’l mudhari’ ada beberapa huruf nashb. Jadinya, dia المنصوب المضارع فعل fi’l al-muḍa:ri’ al-manṣu:b, deh.
Tapi, huruf-juruf nahsb yang berdiri di depan si fi’l mudhari’ manshub, kok, agak berbeda dari yang
kemarin.
Oo, iya, saya ingat. Mereka
adalah huruf-huruf nashb yang tidak sempat datang pada petemuan yang lalu. Selain
partikel dan huruf nashb yang sudah bertemu kemarin, ada lagi huruf-huruf nahb
yang dapat membuat fi’l mudhari’ menjadi manshub, antara lain:
·
لِ li- yang
disebut sebagai الجُحُود لام la:m al-juḥu:d, yang dalam hal ini bearti
“tidak”,
·
فَ fa- yang
disebut sebagai السبَبيَّة فاء fa:Ɂ as-sababiyya dengan
arti “karena itu”,
·
وَ wa yang
disebut sebagai المَعِيَّة واو wa:wu al-ma’iyya, dalam
hal ini berarti “padahal; karena itu”,
·
أوْ Ɂau yang
dalam hal ini berarti “sehingga; kecuali”.
Lam Juhud yang dikombinasikan
dengan fi’l mudhari’ manshub umumnya terdapat pada kalimat negasi /
pengingkaran. Kalimat negasi ini dimulai atau ditandai dengan keberadaan huruf
nafi لَم lam atau ما ma:. Contoh:
أمّتهُ لِيظلِمَ رئِيسٌ يكنْ لم lam yakun raɁi:sun liyaẓlima ummatahu
tidak 3msg-menjadi presiden
untuk-3msg-menzalimi rakyat-nya(msg)
“seorang presiden
tidaklah menzalimi rakyatnya”
الكِذبة لِيَقولُوا النوّابُ كان ما ma: ka:na n-nuwwa:bu liyaqu:lu:
l-kiðbata
tidak menjadi-3msg (itu)- wakil rakyat(pl)
untuk -3mpl-mengatakan (itu)-kebohongan
“para wakil rakyat
tidaklah berkata bohong”
Adapun فَ fa- sababiyyah yang ikut nimbrung
dengan si fi’l mudhari’ manshub umumnya juga terdapat pada kalimat negasi atau
kalimat yang dimulai dengan imperatif (kata perintah). Contoh:
فيجُوعا شيئًا يأكلا لم lam yaɁkula: šaiɁan fayaju:’a:
tidak 3mdual-makan
sesuatu maka-3mdual-lapar
“mereka berdua tidak makan
apa pun karena itu mereka lapar”
مأكولاتٍ فتجدَا مطعَمًا اذهبا iðhaba: maṭ’aman fatajida:
maɁku:la:tin
pergilah-2dual restoran
maka-2dual-menemukan makanan-f.pl
“pergilah kalian berdua ke restoran, nanti
kalian akan menemukan berbagai makanan”
Dapat kita lihat contoh kalimat
pertama dimulai dengan huruf nafi لَم lam, sedangkan kalimat kedua
dimulai dengan kata perintah اذهبا iðhaba:. Huruf فَ fa- di atas disebut sababiyyah
karena ia menunjukkan bahwa kata atau frase sebelumnya adalah penyebab bagi
fi’l mudhari’ manshub yang didahuluinya.
Huruf وَ wa ma’iyyah dalam hal ini bukan
berarti “dan”. Ia sama seperti huruf nashb sebelumnya, yaitu terdapat pada
kalimat yang didahului huruf nafi. Dan, wawu ma’iyyah ini juga bisa berada pada
kalimat yang didahului kata larangan. Wawu ma’iyyah menunjukkan bahwa kegiatan
sebelum wawu terjadi beriringan dengan kegiatan atau perbuatan sesudahnya. Pada
kalimat yang dimulai dengan larangan, huruf وَ wa ma’iyyah ini diartikan
“padahal” karena kegiatan atau fi’l sebelum dan sesudah وَ wa merupakan hal yang saling
berlawanan. Contoh:
ويعطشَ يشربْ لم lam yašrab waya’ṭaša
tidak 3msg-minum
dan-3msg-haus
“dia tidak minum,
karena itu dia haus”
وتشبعَ طعاما تأكلْ لا la: taɁkul ṭa’a:man watašba’a
jangan 2msg-makan
makanan dan-2msg-kenyang
“janganlah kamu makan
makanan padahal kamu kenyang”
Sementara itu, partikel أوْ Ɂau dalam
hal ini tidak diartikan “atau” melainkan “sampai; sehingga” atau “kecuali”.
Contoh:
A. درسَكَ تفهمَ أوْ المُدرّسةِ شرحَ استمع istami’ šarḥa l-mudarrisati Ɂau
tafhama
darsaka
simaklah-2msg
penjelasan (itu)-guru perempuan atau 2msg-paham pelajaran-mu(2msg)
“simaklah penjelasan ibu guru
sehingga kamu paham pelajaranmu”
B. بالماءِ الولدُ يملأَهُ أو الكوبُ فرغ faraɣa l-ku:bu Ɂau
yamlaɁahu l-waladu bi-l-ma:Ɂi
kosong-3msg (itu)-gelas kecuali 3msg-mengisi-nya(msg) dengan-(itu)-air
“gelas itu kosong kecuali
anak itu mengisinya dengan air”
C. واجبتهُ يعملَ أو التلميذُ يُغضبُ yuɣḍabu t-tilmi:ðu Ɂau
ya’mala
wa:jibatahu
3msg-dimarahi (itu)-murid kecuali
3msg-mengejakan tugas-nya(msg)
“murid itu dimarahi kecuali
ia mengerjakan tugasnya”
Pada contoh kalimat B dan C,
partikel أوْ Ɂau dikatakan sebagai pengganti إلّا Ɂilla:
(yang berarti “kecuali”) yang ditambah dengan أنْ Ɂan.
Partikel itu diartikan “kecuali” jika makna fi’l atau kegiatan yang terletak
sebelum dan sesudah أوْ Ɂau saling
berlawanan.
Kiranya demikian saja kumpul-kumpul kita. Pada
acara kali ini, kita telah melihat mood-nya
si fi’l mudhari’ saat subjungtif. Tapi sepintas kita juga melihat mood dia yang lain pada beberapa contoh
kalimat di atas. Seperti apakah mood-nya
yang lain itu? Mungkin akan kita lihat lebih jelas jika kita kumpul-kumpul lagi
di lain kesempatan.
Jika terdapat kekurangan, kesalahan, atau
penyampaian yang sulit dimengerti, mohon
dima’afkan dan jangan sungkan untuk memerbaiki serta memberi masukkan.
شكرا
감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!