Minggu, 27 Februari 2011

Nomina Bentuk Terikat dalam Bahasa Ibrani (Bagian IV d)


Assala:mu’alaikum…….!

Apa kabar….? Mudah-mudahan baik-baik saja, ya. Kali ini saya mau melanjutkan bahasan mengenai nomina bentuk terikat yang talah lama tidak dilanjutkan. Terakhir kali pada bagian 4c, saya telah membahas perubahan pada nomina maskulin. Kali ini, giliran nomina femininnya. Kalau begitu, langsung saja….

공부하자….!!!

4.3 Nt Feminin
Nomina feminin dalam kelompok ini adalah nomina-nomina yang berakhiran sufiks feminin dan beberapa nomina maskulin yang bentuk jamaknya menggunakan sufiks jamak feminin. Akhiran pada nomina feminin tunggal adalah ָהh/ dan  ת (ַת /ǎth/, ֶת /ěth/ atau ָת /āth/) yang berubah menjadi ַת /ǎth/. Adapun akhiran pada pada nomina feminin jamak adalah וֹת /ֹת /ôth/ dengan bentuk yang tak mengalami perubahan ketika dalam nt.
            Pola nd feminin adalah semua pola nd maskulin yang ditambahkan sufiks feminin ַת /ǎth/. Sementara itu, perubahan dari nb ke bentuk nt feminin saya klasifikasikan menjadi beberapa kategori berikut:
  1. Nb yang berasal dari nd dengan vokal pendek pada kedua silabelnya.
  2. Nb yang berasal dari nd dengan vokal pendek pada silabel pertama dan panjang pada silabel kedua.
  3. Nb yang berasal dari nd dengan vokal panjang pada silabel pertama dan pendek pada silabel kedua.
  4. Nb yang berasal dari nd dengan satu vokal pendek.
  5. Nomina feminin dengan konsonan ה /h/ dan ת /t/ pada radikal ketiga.
  6. Nomina feminin dengan akhiran berpola ֶ ֶ ת
4.3.1 Dari Nd dengan Dua Vokal Pendek pada Kedua Silabelnya
            Pola nd feminin ini terdiri atas: nd qǎṭǎlǎth menjadi nb berpola קְטָלָה /qeṭālāh/; nd qǎṭǐlǎth menjadi nb berpola קְטֵלָה /qeṭēlāh/; nd qǎṭǐlth menjadi nb berpola קְטֶלֶת /qeṭělěth/; dan nd qǎṭǔlǎth menjadi nb קְטֻלָּה /qeṭǔllāh/ dengan vokal pendek ֻ /ǔ/ (qǐbbûç). Vokal itu umumnya terdapat pada stm karena adanya geminasi pada radikal ketiga.
            Perubahan nb קְטֵלָה /qeṭēlāh/ ke nt adalah dengan melemahnya šewa pada radikal pertama yang berasal dari vokal pendek ַ /ǎ/ páthǎx menjadi ִ /ǐ/ xîrěq (קְ /qe/ (nb) → קַ /qǎ/ (nd) → קִ /qǐ/ (nt)). Perubahan itu terjadi akibat jauh dari tekanan utama yang telah pindah. Apabila radikal pertama nomina tersebut adalah konsonan gutural, maka vokal pada radikal tersebut tidak melemah menjadi ִ /ǐ/ xîrěq melainkan tetap bervokal ַ /ǎ/ páthǎx, sedangkan pada beberapa nomina lainnya melemah menjadi ֶ /ě/ eghôl. Sementara itu, vokal ָ /ā/ qāmēç pada radikal kedua melemah menjadi šewa atau šewa majemuk (xāṭēf) pada konsonan gutural. Lalu, sufiks feminin bentuk bebas ָהh/dari nb digantikan dengan sufiks feminin bentuk terikat ַת /ǎth/.
Vokal ֵ /ē/ çērê pada nb קְטֵלָה /qeṭēlāh/ tidak mengalami perubahan dalam nt. Vokal ֻ /ǔ/ (qǐbbûç) pada nb קְטֻלָּה /qeṭǔllāh/ juga tidak mengalami perubahan dalam bentuk nt. Vokal ֻ /ǔ/ (qǐbbûç) tersebut biasa terdapat pada stm.
Tunggal: qǎṭǎlǎth (nd)  >  קְטָלָה /qeṭālāh/ (nb)  →  qǎṭlǎth*  →  קִטְלַת /qǐṭlǎth/ (nt)
   qǎṭǐlǎth (nd)   >  קְטֵלָה /qeṭēlāh/ (nb)  →  קְטֵלַת /qeṭēlǎth/ (nt)
   qǎṭǔlǎth (nd)  > קְטֻלָּה /qeṭǔllāh/ (nb) → קְטֻלַּת / qeṭǔllǎth/ (nt)
Jamak: qǎṭǎlǎth (nd) > /qeṭālôth/ (nb)→ qǎṭǎlāth*→ qǎṭlāth*→  קִטְלוֹת /qǐṭlôth/ (nt)
Contoh:
(145) /berākhāh/ (nb)    בְּרָכָה     →      /bǐrkǎth         ?ǎvrāhām/               בִּרְכַּת  אַבְרָהָם  
         ‘berkat’                                    berkat (nt)    Abraham
                                               ‘berkat yang untuk Abraham’ (Gn 28.4)
(146) /ze’āqāh/   (nb)      זְעָקָה      →    /zǎ’aqǎth                            ṣedhôm/    זַעֲקַת  סְדוֹם  
        ‘teriakan; protes keras’              protes; keluh kesah (nt)    Sodom
                                                      ‘the cry of Sodom’ (Gn 18.20)
                                              ‘keluh kesah orang tentang Sodom’ (Gn 18.20)
 (147) /?adhāmāh/ (nb)    אֲדָמָה     →     /?ǎdhmǎth       mǐçrǎyǐm/                 אַדְמַת  מִצְרַיִם  
         ‘tanah’                                          tanah (nt)       Mesir
                                                ‘tanah orang Mesir’ (Gn 47.20)
(148) /?axǔzzāh/ (nb)     אֲחֻזָּה    →     /?axǔzzǎth         qěvěr/                          אֲחֻזַּת  קֶבֶר  
         ‘kepemilikan, properti’        milik (nt)       kuburan, makam
                                                         ‘kuburan milik’  (Gn 23.4)
            Contoh (146) זְעָקָה /ze’āqāh/ merupakan bentuk yang sama seperti contoh (145) בְּרָכָה /berākhāh/. Karena radikal kedua pada contoh 146 tersebut adalah konsonan gutural, maka ia menggunakan šewa majemuk (xāṭēf) ketimbang šewa biasa. Karena itu, vokal pada radikal pertama tidak melemah menjadi ִ /ǐ/ xîrěq melainkan tetap bervokal ַ /ǎ/ páthǎx seperti pada nd dan juga menyesuaikan dengan šewa majemuk ֲ /a/ xāṭēf-páthǎx di depannya (lihat 3.3 karakteristik gutural).
            Contoh (147) adalah nomina feminin dengan konsonan gutural pada radikal pertama. Seperti yang telah dituliskan sebelumnya bahwa jika radikal pertama berupa konsonan gutural maka vokalnya tidak melemah menjadi ִ /ǐ/ xîrěq. Dalam kasus pada contoh tersebut, ia menjadi ַ /ǎ/ páthǎx.
            Contoh (148) אֲחֻזָּה /?axǔzzāh/ berasal dari nb pola קְטֻלָּה /qeṭǔllāh/. Radikal pertama menggunakan ֲ /a/ xāṭēf-páthǎx karena merupakan konsonan gutural.
(149) /berākhôth/ (nb.jmk)    בְּרָכוֹת    →    /bǐrkhôth            šāmǎyǐm/            בִּרְכֹת  שָׁמַיִם  
        ‘berkat’                                          berkat(nt.jmk)      langit
                                                    ‘berkat dari langit’ (Gn 49.25)
            Contoh (149) di atas adalah bentuk jamak dari contoh (145). Perubahan bentuk nb feminin jamak hanya dengan mengganti sufiks feminin tunggal dengan sufiks feminin jamak. Perubahan nt jamak terjadi seperti pada nt tunggal, yaitu melemahnya vokal šewa ke bentuk vokal ִ /ǐ/ xîrěq akibat jauh dari tekanan utama yang telah pindah. Sedangkan vokal ָ /ā/ qāmēç pada radikal kedua melemah menjadi šewa.

4.3.2 Dari Nd dengan Vokal Pendek pada Silabel Pertama dan Panjang pada Silabel Kedua
            Pola nb feminin dari kelomok ini adalah nb maskulin pada kelompok sebelumnya ( lihat 4.2.2) yang ditambahkan sufiks feminin bentuk bebas ָהh/. Karena adanya sufiks feminin tersebut, maka tekanan bergeser ke depan sehingga mengakibatkan melemahnya vokal pada silabel pertama menjadi šewa. Perubahan bentuk nb feminin jamak dilakukan dengan mengganti sufiks feminin tunggal dengan sufiks feminin jamak וֹת atau ֹת /ôth/.
            Perubahan ke bentuk nt feminin dilakukan hanya dengan mengganti sufiks feminin bentuk bebas dengan sufiks feminin bentuk terikat ַת /ǎth/. Berikut ini salah satu contoh pola pada nomina feminin.
                   קַטָל (nd.m)  >    קָטוֹל (nb.m)   +  ָה  →     קְטוֹלָה (nb.f)  →       קְטוֹלַת (nt.f)
Tunggal: qǎṭâl (nd.m)  >  qāṭôl (nb.m)  +  āh  →  qeṭôlāh (nb.f)  →  qeṭôlǎth (nt.f)
Jamak:          קְטוֹלוֹת   (nb/nt.f.jmk)      qeṭôlôth (nb/nt.f.jmk)
            Berikut ini FN yang saya temukan dalam Genesis.
Contoh:
(150) /me’ârāh/ (nb.f)   מְעָרָה    →      /me’ârǎth       hǎmmǎkhpēlāh/            מְעָרַת  הַמַּכְפֵּלָה  
        ‘gua’                                     gua(nt)     (def.)-makhpela
                                                     ‘gua Makhpela’ (Gn25.9)
(151) /çerôrôth/ (nb.m.jmk)  צְרוֹרוֹת  → /çerôrôth              kǎṣpêhěm/        צְרֹרוֹת  כַּסְפֵּיהֶם  
         ‘bungkusan; karung’            karung (nt.jmk)    uang(jmk)-mereka(m)
                                                                ‘bundles of money’ (Gn 42.35)
                          ‘pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya’ (Gn 42.35)
            Contoh (150) adalah nb dari pola qeṭôlāh dari nd qǎṭâl. Akan tetapi,vt pada radikal kedua contoh tersebut tidak menjadi bunyi samar o melainkan tetap sebagai â.
            Contoh (151) adalah bentuk jamak dari nb tunggal צְרוֹר erôr/ yang berjenis maskulin. Namun, bentuk jamak nomina tersebut mengikuti bentuk nomina feminin. Vokal ô dalam bentuk nt ditulis tanpa semivokal  ו /w/ pada teks Alkitab. Nb jamak nomina tersebut tidak mengalami perubahan dalam bentuk nt.

4.3.3 Dari Nd dengan Vokal Panjang pada Silabel Pertama dan Pendek pada Silabel Kedua
            Seperti pola-pola sebelumnya, nb feminin dari kelompok ini adalah nb dari pola maskulin yang ditambahkan sufiks feminin. Pola nb kelompok ini, di antaranya adalah קוֹטֵלָה /qôṭēlāh/, קוֹטְלָה /qôṭeh/, dan קוֹטֶלֶת /qôṭělěth/ yang berasal dari nd pola qôṭǎlth.
            Perubahan pada bentuk nt terjadi dengan melemahnya vokal dari silabel kedua menjadi šewa atau šewa mejemuk (xāṭēf) pada konsonan gutural akibat hilangnya tekanan utama. Sedangkan vokal dari silabel pertama tetap karena merupakan vt.
 (152) /?ôreh/ (nb)  אוֹרְחָה   →    /?ôrexǎth         yǐšme’ē?lîm/               אֹרְחַת  יִשְׁמְעֵאלִים  
        ‘kafilah; konfoi’              kafilah (nt)    orang-orang Ismael
                                               ‘kafilah orang Ismael’ (Gn 37.25)
(153) /tô’ēvāh/ (nb)   תּוֹעֵבָה    →      /thô’avǎth           mǐçrǎyǐm/                   תוֹעֲבַת  מִצְרַיִם  
        ‘kebencian’                              kebencian (nt)     Mesir
                                         ‘suatu kekejian bagi orang Mesir’ (Gn 46.34)
            Contoh (152) berasal dari nb berpola קוֹטְלָה /qôṭeh/. Contoh tersebut mempunyai cacat tulisan dalam nt, yaitu penulisan אֹ /?ô/ pada vokal ô yang ditulis tanpa semivokal ו /w/ (wāw).
            Contoh (153) berasal dari nb berpola קוֹטֵלָה /qôṭēlāh/. Radikal kedua contoh tersebut menggunakan ֲ /a/ xāṭēf-páthǎx karena merupakan konsonan gutural.

Nah, sekian dahulu untuk kali ini. Kita lanjutkan di bagian 4 selanjutnya saja.
Mohon ma’af kalau monoton dan ada salah-salah kata. Jangan sungkan untuk mengoreksi dan memberi masukan. Kerom...

Assala:mu’alaikum…..!!!

BERSAMBUNG…….
다음 장을 읽으십시오

Jumat, 18 Februari 2011

Deklinasi pada Isim dan Kasusnya (1)


Assala:mu’alaikum……!   Annyeonghaseyo…….!!

Kali ini saya mau menyampaikan sedikit tentang pembagian isim dalam Al-‘arabiyya. Kita mulai begini; harakat dalam bahasa Arab, terutama harakat atau vokal akhir, sangat penting karena dapat menjadi penentu kasus pada kata sehingga diketahui kedudukannya dalam sebuah kalimat. Mengenai harakat/ vokal akhir ini termasuk dalam pembahasan deklinasi (إعراب Ɂi’ra:b). Nah, berdasarkan keadaan vokal akhirnya, isim dibagi dalam dua kelompok, yaitu indeklinatif (مبنىّ mabniyy) dan deklinatif (معرب mu’rab).
Mabni merupakan sebutan bagi kata yang vokal akhirnya tetap atau tidak mengalami perubahan dalam berbagai kasus pada sebuah kalimat. Kata-kata yang mabni, antara lain: preposisi (حرف ḥarf), pronomina (ضمير ḍami:r), pronomina demonstratif (الإشارة اسم ism al-Ɂiša:ra), pronomina relatif (الموصول اسم ism al-mauṣu:l), kata tanya (الاستفهام اسم ism al-istifha:m), beberapa adverbia (ظرف ẓarf), dan sebagainya.

Sedangkan mu’rab merupakan kata yang vokal akhirnya dapat mengalami perubahan dalam berbagai kasus pada sebuah kalimat. Adapun ketiga kasus yang dapat dialami oleh isim-isim itu ada tiga, yaitu:

a) Nominatif (رفع raf’), ditandai oleh harakat ضمّة ḍamma (ُ u/ ٌ un) pada akhir kata. Sebuah kata yang berada dalam keadaan kasus nominatif disebut مرفوع marfu:’. Nominatif digunakan untuk menentukan kedudukan kata sebagai subjek kalimat atau predikat pada sebuah kalimat nominal (الاسمية جملة jumlatu l-ismiyya).

b) Akusatif (نصب naṣb), ditandai dengan harakat فتحة fatḥa (َ a/ ً an) pada akhir kata. Kata yang dalam keadaan akusatif disebut منصوب manṣu:b. Kasus akusatif digunakan untuk menentukan kedudukan kata sebagai objek atau keterangan (adverbia).

c) Genitif (جرّ jarr), ditandai dengan كسرة kasra (ِ i/ ٍ in) di akhir kata. kata yang berada dalam keadaan genitif disebut مجرور majru:r. Kasus genitif menandakan posesif (kepemilikan) atau kedudukan kata sebagai nomina pewatas (إليه مضاف muḍa:f Ɂilaih)  dalam konstruksi اضافة iḍa:fa (frase) dan menandakan kata yang didahului oleh preposisi.

Sementara itu, kata yang mu’rab dibagi menjadi dua macam, yaitu triptote (منصرف munṣarif) dan diptote (منصرف غير ɣairu munṣarif). Triptote adalah kata yang vokal akhirnya dapat ditandai oleh ketiga vokal kasus di atas (ُ ٌ / َ ً /ِ ٍ ) baik dalam indefinit maupun definit.
Misal:    nom. وزيرٌ wazi:run (indefinit)               الوزيرُ al-wazi:ru (definit)
            Aku. وزيرًا wazi:ran                              الوزيرَ al-wazi:ra
            Gen. وزيرٍ wazi:rin                                الوزيرِ al-wazi:ri
                   ‘seorang menteri’                               ‘menteri (itu)’

Adapun diptote merupakan kata yang hanya mengalami dua macam perubahan vokal akhir ketika berbentuk indefinit, yaitu bervokal/ harakat ضمّة ḍamma (ُ u) pada kasus nominatif dan berharakat فتحة fatḥa (َ a) baik pada kasus akusatif maupun genitif. Walaupun indefinit, vokal akhir diptote tidak berbentuk tanwin. Contoh:
Nom.  وزراءُ wuzara:Ɂu  ‘para menteri’                  أسودُ Ɂaswadu  ‘hitam’
Aku.    وزراءَ wuzara:Ɂa                                         أسودَ Ɂaswada
Gen.   وزراءَ wuzara:Ɂa                                          أسودَ Ɂaswda

Namun, ketika kata diptote itu berbentuk definit, ia dapat mengalami tiga perubahan vokal akhir seperti halnya triptote. Contoh:
Nom. الوزراءُ al-wuzara:Ɂu ‘para menteri (itu)’          الأسودُ al-Ɂaswadu ‘hitam’
Aku.   الوزراءَ al-wuzara:Ɂa                                       الأسودَ al-Ɂaswada
Gen.   الوزراءِ al-wuzara:Ɂi                                        الأسودِ al-Ɂaswadi

Sekarang, mari kita lihat dua contoh kalimat berikut.

   خدمتِهم على الوزراءَ السارقُ شكر
         šakara                 s-sa:riqu        l-wuzara:Ɂa      ‘ala:     xidmatihim
berterimakasih-3msg   (itu)-pencuri    (itu)-menteri-pl     atas     pelayanan-mereka
‘pencuri itu berterimakasih kepada para menteri atas pelayanan mereka’

   السارقَ؟ يشاربون الذين بوزراءَ أمررتَ
Ɂa-mararta                         biwuzara:Ɂa      l-laði:na     yuša:ribu:na             s-sa:riqa
apakah-melewati-2msg  dengan-menteri-pl    yang-mpl   3mpl-minum dengan  (itu)-pencuri
‘apakah kamu melewati para menteri yang sedang minum bersama pencuri itu?’

Kata السارق as-sa:riq pada kalimat pertama berkasus nominatif dengan harakat akhir ضمّة ḍamma (ُ u) karena ia sebagai subyek kalimat. Sedangkan السارق as-sa:riq pada kalimat kedua dan  الوزراءَ al-wuzara:Ɂa pada kalimat pertama yang merupakan diptote definit, berkasus akusatif dengan harakat akhir فتحة fatḥa (َ a) karena mereka sebagai obyek dari verba.
Kata خدمة xidma pada kalimat pertama didahului oleh preposisi على ‘ala sehingga berkasus genitif dengan harakat akhir كسرة kasra (ِ i) sebelum sufiks pronomina (هم hum, dalam kalimat berbunyi him karena menyesuaikan dengan kata induknya).
Kata وزراءَ wuzara:Ɂa pada kalimat kedua juga berkasus genitif karena didahului oleh preposisi (بِ bi). Dengan demikian, kata itu seharusnya berharakat akhir كسرة kasra (ِ i). Namun karena ia merupakan kata diptote indefinit, maka harakat akhirnya adalah فتحة fatḥa (َ a).
Pada kedua kalimat di atas ada beberapa kata mabni, seperti  على ‘ala, بِ bi (preposisi), أ Ɂa (kata tanya), dan الذين l-laði:na (pronomina relatif).
Huaaa…hhh (nguap), udah dulu, ah. Kiranya demikian saja yang dapat saya sampaikan. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan, jangan sungkan untuk memerbaiki serta memberi masukkan, ya. Kerom…!
شكرا
감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!    Annyeong……..!