Kamis, 11 Agustus 2011

Penampilan BoyBand Al-Asma:ul Xamsah

Hehey! Hari ini ada sebuah BoyBand dari bahasa Arab yang akan tampil. Anggotanya mungkin sudah tak asing bagi telinga kalian. Mau kenal lebih dekat dan lihat penampilan mereka? Mari kita lihat bersama-sama.

Grup yang tampil ini namanya adalah الخمسة الأسماء al-Ɂasma:Ɂu l-xamsa “ism-ism (nomina) yang lima”. Sesuai dengan namanya, asmaul xamsah memiliki lima anggota. Mereka adalah أبٌ Ɂabun “bapak”, حمٌ amun “bapak mertua”, أخٌ Ɂaxun “saudara laki-laki”, فمٌ famun/ فو fu: “mulut”, dan ذُو ðu: “yang memiliki/pemilik”. Kelima kata tersebut tergabung dalam asmaul xamsah karena mereka memiliki keunikan dari kata-kata yang lain. Keunikannya adalah bahwa mereka dapat mengalami perubahan sesuai kondisi kasus yang dialaminya.

Perubahan dilakukan hanya jika mereka sebagai kata berbentuk tunggal (مفرد mufrad) dan ketika berada dalam konstruksi إضافة Ɂiḍa:fa atau saat mendapatkan sufiks pronomina selain pronomina orang pertama tunggal (ِى –i: “ku”). Penampilan mereka itu dapat kita lihat seperti yang ada pada tabel berikut.
Kasus





Nominatif
أبو Ɂabu:
حمو amu:
أخو Ɂaxu:
فو fu:
ذو ðu:
Akusatif
أبا Ɂaba:
حما ama:
أخا Ɂaxa:
فا fa:
ذا ða:
Genitif
أبى Ɂabi:
حمى ami:
أخى Ɂaxi:
فى fi:
ذى ði:

Pada kasus nominatif (رفع raf'), kata-kata tersebut diakhiri dengan huruf semivokal wawu (و ). Pada kasus akusatif (نصب nab), mereka diakhiri dengan huruf semivokal alif (ا ). Adapun kasus genitif (جرّ jarr) diakhiri dengan semivokal ya’ (ى ).
Mari kita lihat mereka tampil dalam kalimat:
   بكرٍ أبا العلمِ ذو جالس  ja:lasa ðu: l-‘ilmi  Ɂaba: bakrin
                                  duduk dengan-3msg pemilik (itu)-ilmu  bapak Bakr
                                  “orang pandai itu duduk di sebelah Abu Bakr”

   فاكَ افتح ׃ زيدٍ لِأخي الأسنانِ طبيبُ قال qa:la abi:bu l-Ɂasna:ni liɁaxi: zaydin : ifta fa:ka
berkata-3msg dokter (itu)-gigi-pl kepada-saudara zaid : buka-2msg mulut-mu(m)
                  “berkata dokter gigi kepada saudara Zaid : buka mulutmu”

   كثيرٍ مالٍ ذو حموها  amu:ha: ðu: ma:lin kaθi:rin
                               bapak mertua-nya(f) pemilik harta banyak
                              “bapak mertuanya adalah orang kaya raya”

   أبيكَ على أخوهُ سلّم  sallama Ɂaxu:hu ‘ala: Ɂabi:ka
                                    memberi salam-3msg saudara-nya(m) atas bapak-mu(m)
                                   “saudaranya memberi salam kepada bapakmu”

Jika anggota asmaul xamsah—selain ذُو ðu:—diberi sufiks pronomina orang pertama tunggal (ِى –i: “ku”), maka tidak ada huruf semivokal و , ا, dan ي seperti tabel di atas.
Contoh: أبٌ Ɂabun “bapak”  +  ِى –i: “ku”   أبى Ɂabi: “bapakku”
1.  الوزيرِ بيتِ بابَ أبى طرق  araqa Ɂabi: ba:ba bayti l-wazi:ri
                                   mengetuk-3msg bapak-ku pintu rumah (itu)-menteri
                                           “bapakku mengetuk pintu rumah menteri”

2.  بيتِهِ في أبى الوزيرُ استقبل  istaqbala l-wazi:ru Ɂabi: fi: baytihi
                                  menyambut-3msg (itu)-menteri bapak-ku di rumah-nya(m)
                                        “menteri itu menyambut bapakku di rumahnya”

3.  لِأبى طعاما حضّر  aḍḍara a’a:man liɁabi:
                               menyiapkan-3msg makanan untuk-bapak-ku
                              “dia menyiapkan makanan untuk bapakku”
Kata أبى Ɂabi: pada ketiga contoh di atas berada pada posisi kasus yang berbeda. Kata أبى Ɂabi: pada contoh 1 berkasus nominatif, contoh 2 berkasus akusatif, sedangkan contoh 3 berkasus genitif. Namun, meskipun berbeda kasus, kata dengan sufiks pronomina orang  pertama tunggal itu tetap berada dalam bentuk yang sama, yaitu أبى Ɂabi:.

Jika dilihat, أبى Ɂabi: pada ketiga contoh di atas tampak sama dengan أبى Ɂabi: berkasus genitif yang ada pada tabel sebelumnya. Namun, keduanya berbeda. Kata أبى Ɂabi: pada contoh 1, 2, dan 3 merupakan sebuah idhafah dengan sufiks pronomina (ِى –i:) sebagai mudhaf ilaih-nya. Selain itu, ia umumnya tidak menjadi مضاف mua:f (nomina induk) dalam konstruksi إضافة Ɂia:fa.
Sementara itu, أبى Ɂabi: tanpa sufiks pronomina merupakan sebuah kata yang dapat  menjadi مضاف mua:f maupun  إليه مضاف mua:f Ɂilaih yang tidak berada di akhir konstruksi idhafah. Contoh:
A. أبى بيتُ هذا ha:ða baytu Ɂabi:
                        ini rumah bapak-ku          “ini adalah rumah bapakku”

B. الضيفِ أبى بيتُ هذا ha:ða baytu Ɂabi: -ayfi
                                  ini rumah bapak (itu)-tamu     “ini adalah rumah orang dermawan”
أبى Ɂabi: pada contoh A di atas adalah kata أبٌ Ɂabun dengan sufiks ِى –i:. Adapun أبى Ɂabi: pada contoh B merupakan sebuah kata mudhaf ilaih yang berada di tengah.

Sekian saja penampilan singkat asmaul xamsah dari bahasa Arab. Jika terdapat kekurangan atau kesalahan selama acara ini, mohon dima’afkan dan jangan sungkan untuk memerbaiki serta memberi masukkan.

شكرا
감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!