Assala:mu 'alaikum......! Annyeonghaseyo........!!!
“Mama….ma… Papa…pa…” merupakan salah contoh bunyi bahasa yang coba dihasilkan seorang bayi atau batita sebagai bentuk bicara mereka. Contoh tersebut merupakan satu bentuk sederhana ucapan sebelum semakin kompleks seiring perkembangan usia.
Dan, hingga saat ini pun kita tentu berbicara dan mendengarkan pembicaraan orang lain. Saat berbicara, kita mengeluarkan bunyi yang dihasilkan oleh anggota-anggota tubuh mulai dari paru-paru hingga bagian-bagian mulut. Bunyi-bunyi yang dihasilkan untuk berbicara, atau bunyi bahasa, itu terdiri atas vokal dan konsonan. Pengucapan vokal dan konsonan itu tentu tidak dilakukan lepas-lepas atau secara terpisah melainkan dilafalakan secara berangkai.
Dari sekian banyak vokal dan konsonan itu, hampir semua orang dapat melafalkannya mulai dari anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kita tidak langsung bisa melafalkannya sekaligus sejak dilahirkan ke dunia ini. Bunyi-bunyi itu dapat kita ucapkan mulai dari yang paling sederhana hingga yang tersulit dilafalkan seiring perkembangan usia.
Sesuai judul di atas, saya mencoba membuat sebuah opini mengenai bunyi konsonan primitif (sederhana) -saya menyebutnya demikian- yang menurut saya paling awal dapat diucapkan seorang bayi atau batita yang baru mulai berbicara (biasanya kira-kira umur 18 bulan ke bawah). Di antara konsonan awal dan sederhana itu adalah m, p, b, dan w. Keempat konsonan tersebut termasuk dalam konsonan bilabial.
m merupakan konsonan sengauan bilabial bersuara
p merupakan konsonan letupan bilabial tak bersuara
b adalah konsonan letupan bilabial bersuara, dan
w adalah konsonan hampiran bilabial tak bersuara.
Konsonan-konsonan itu saya sebut sederhana karena pelafalannya yang memang mudah dan sederhana bagi bayi dengan kedua bibir sebagai artikulatornya terutama setelah dirangkai dengan vokal a (konsonan w yang termudah. Namun, konsonan w tidak akan saya masukkan dalam pembahasan selanjutnya). Bibir bawah sebagai artikulator aktif, yaitu yang aktif bergerak menghampiri daerah artikulasi dan menghambat udara sebagai sumber suara. Adapun bibir atas sebagai artikulator pasif, yaitu daerah artikulasi.
Bibir merupakan artikulator yang dapat dikuasai bayi dengan mudah karena hanya digerakkan dengan membuka, menutup, dan membulatkan saja. Saat bayi, artikulator aktif lain seperti lidah belum terlalu fleksibel dan lincah. Gigi yang digunakan sebagai artikulator pasif pun belum tumbuh.
Lalu, apa hubungannya konsonan-konsonan bilabial tersebut dengan sebutan parent consonant?
Seperti yang disebutkan di atas bahwa konsonan-konsonan bilabial tersebut merupakan konsonan sederhana yang menurut saya pelafalannya mudah bagi batita. Selain karena mudah, konsonan-konsonan tersebut memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan orang terdekat sang anak yang tak lain adalah kedua orang tua (parent), yaitu mama dan papa.
Seorang bayi dan batita merupakan makhluk lemah tidak berdaya yang sangat bergantung kepada kedua orang tuanya. Bayi dan orang tuanya tentu membutuhkan komunikasi dalam berhubungan satu sama lain. Akan tetapi, seorang bayi tentu tidak dapat berkomunikasi layaknya manusia dewasa. Ia hanya dapat memberikan isyarat berupa tangisan sebagai media komunikasi terhadap sesuatu yang ia inginkan atau tidak sukai. Ocehannya pun lebih banyak berupa vokal, atau gabungan vokal dengan konsonan yang kita bahas sekarang. Sebaliknya, orang tua pun tidak sepenuhnya mengerti ocehan sang anak.
Karena kedekatan hubungan di antara keduanya inilah, konsonan-konsonan bilabial (m, p, dan b) tersebut erat kaitannya dengan kata yang berarti ibu dan bapak. Melalui konsonan-konsonan yang dikuasainya itulah, bayi memanggil orang terdekat mereka itu.
Hubungan antara konsonan bilabial yang sedang kita bahas (m, p, dan b) sekarang menggambarkan bunyi-bunyi yang berhubungan dengan ibu dan bapak. Konsonan-konsonan tersebut mewakili kata yang nantinya berkembang dengan arti orang tua (mama dan papa). Kita bisa lihat dalam bahasa berbagai dunia, kata yang berarti kedua orang tua (mama dan papa) mengandung salah satu konsonan tersebut.
Berikut ini kata mama dan papa dalam beberapa bahasa di dunia
mama papa
Bahasa di Indonesia ibu, emak, mbok bapak, abah
Bahasa Arab أم Ɂumm أب Ɂab
Bahasa Ibrani אֵם Ɂēm אָב Ɂābh
Bahasa Korea 어머니 omoni / 엄마 omma 아버지 aboji / 아빠 appa
Bahasa Hindi मां māṁ पिता pitā
Bahasa Persia مادر madar پدر pedar
Bahasa Latin mater pater
Bahasa Spanyol madre padre
Bahasa Perancis mère père
Beberapa bahasa di atas terlihat mirip karena memang masih satu rumpun. Lagi pula jika dirunut ke belakang, semua bahasa berakar dari sumber yang sama.
Nah, begitulah pendapat saya mengenai parent consonants. Bagaimanapun juga tulisan di atas merupakan asumsi saya pribadi yang bersifat subyektif. Jika memang terdapat kesalahan, mohon dima’afkan dan jangan sungkan untuk memerbaiki serta memberi saran.
그럼….. 감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!! Annyeong……..!