Jumat, 08 Juli 2011

Jumlah Fi’liyyah (Verbal Sentence)

Assala:mu’alaikum…..!

Kita bertemu lagi. Pada postingan saya sebelumnya yang berjudul “Jumlah Ismiyyah”, telah disebutkan bahwa kalimat dalam bahasa Arab ada yang berupa اسمية جملة jumla ismiyya (kalimat nominal) dan فعلية جملة jumla fi’liyya (kalimat verbal). Setelah menyampaikan mengenai jumlah ismiyyah, kali ini saya akan coba kenalkan فعلية جملة jumla fi’liyya yang sebenarnya sudah sering saya jadikan contoh kalimat pada tulisan-tulisan sebelumnya. Bagi yang sudah kenal, rekan sekalian boleh membaca dan mungkin juga menambahkan apa yang hendak saya sampaikan. OK, kita mulai.

فعلية جملة jumla fi’liyya (kalimat verbal) merupakan kalimat yang diawali dengan فعل fi'l (verba/ kata kerja). Bagian utama dari jumlah fi’liyyah adalah فعل fi'l dan فاعل fa:'il (pelaku/ subyek). Jumlah fi’liyyah mempunyai susunan yang umumnya berupa
                      ظرف    <--    به مفعول    <--    فاعل    <--    فعل
               verba --> subyek --> obyek langsung --> adverbia atau keterangan.

Apabila fa’il (subyek) berupa nomina orang ketiga berbentuk tunggal, dual, atau jamak, maka fi’l tetap dalam bentuk verba orang ketiga tunggal. Akan tetapi, fi’l tetap harus menyesuaikan diri dengan subyek dalam hal gender atau jenis, yaitu مُؤنّث muɁannaθ (feminin) atau مُذكّر muðakkar (maskulin). Mari kita lihat contoh berikut:
 1.  الصلاةِ بعد القرءانَ المهندسُ قرأ  qaraɁ l-muhandisu l-qurɁa:na ba’da -ala:ti
                                membaca-3msg (itu)-insinyur (itu)-Qur’an setelah (itu)-shalat
                                                  “insinyur itu membaca Al-Qur’an setelah shalat”

2.  الصلاةِ بعد القرءانَ المهندسُونَ قرأ  qaraɁ l-muhandisu:na l-qurɁa:na ba’da -ala:ti
                                membaca-3msg (itu)-insinyur-pl (itu)-Qur’an setelah (itu)-shalat
                                                 “para insinyur itu membaca Al-Qur’an setelah shalat”

3.  البحيرةِ شاطئ الجريدةَ الطالبةُ قرأت  qaraɁati -a:libatu l-jari:data ša:iɁi l-buayrati
                                         membaca-3fsg (itu)-mahasiswi (itu)-koran tepi (itu)-danau
                                                              “mahasiswi itu membaca koran di tepi danau”

4.  البحيرةِ شاطئ الجريدةَ الطالبتَانِ قرأت  qaraɁati -a:libata:ni l-jari:data ša:iɁi l-buayrati
                                        membaca-3fsg (itu)-mahasiswi-dual (itu)-koran tepi (itu)-danau
                                                    “kedua mahasiswi itu membaca koran di tepi danau”

Pada contoh 3 dan 4, fi’l menyesuaikan dengan jenisnya, yaitu berupa verba orang ketiga tunggal feminin (قرأت qaraɁat) karena fa’il-nya/subyek kalimat adalah nomina feminin (الطالبةُ a-a:liba dan الطالبتَانِ a-a:libata:ni). Fi’l juga selalu dalam bentuk orang ketiga tunggal ( قرأ qaraɁ dan قرأت qaraɁat) sekalipun fa’il berbentuk jamak (المهندسُونَ al-muhandisu:n) dan dual (الطالبتَانِ a-a:libata:ni) seperti yang dapat dilihat pada contoh nomor 2 dan 4.

Apabila fai’l berupa nomina berbentuk تكسِير جمع jam’ taksi:r (broken plural/ jamak tak beraturan) dari kata yang mengacu kepada selain dari manusia laki-laki, maka ia dikategorikan sebagai nomina feminin sehingga fi’l dalam kalimat pun harus berupa verba orang ketiga tunggal feminin. Contoh:
A.  البوّابةِ أمام الأنصابُ تقوم  taqu:mu l-Ɂana:bu Ɂama:ma l-bawwa:bati
                                     3fsg-berdiri (itu)-patung-pl  di depan (itu)-pintu gerbang
                                          “patung-patung itu berdiri di depan pintu gerbang”

B.  البوّابةِ أمام الحرسةُ يقوم  yaqu:mu l-arasatu Ɂama:ma l-bawwa:bati
                                   3msg-berdiri (itu)-penjaga-pl di depan (itu)-pintu gerbang
                                           “para penjaga itu berdiri di depan pintu gerbang”

Fa’il pada contoh A, الأنصابُ al-Ɂana:bu “patung-patung”, adalah kata berbentuk تكسِير جمع jam’ taksi:r dari kata bentuk tunggal نُصب nub “patung”. Oleh karena kata berbentuk jamak taksir yang tidak mengacu kepada manusia laki-laki dikategorikan sebagai kata berjenis feminin, maka fi’l kalimat contoh A juga harus berjenis feminin, yaitu verba orang ketiga tunggal feminin (تقوم taqu:mu).

Adapun fa’il  الحرسةُ al-arasatu pada contoh B juga kata berbentuk تكسِير جمع jam’ taksi:r dari kata bentuk tunggal حارس a:ris “penjaga”. Namun karena kata tersebut bermakna manusia laki-laki, maka fi’l-nya tetap orang ketiga tunggal maskulin. Meskipun kata الحرسةُ al-arasatu terlihat seperti nomina berjenis feminin karena memiliki akhiran ta:’ marbu:ṭa (ة), ia tetap nomina berjenis maskulin.

Dalam jumlah fi’liyyah, bisa terdapat lebih dari satu fi’l yang menjelaskan kegiatan fai’l setelah fi’l orang ketiga yang terletak di paling awal kalimat. Fi’l-fi’l yang mengikuti itu umumnya berada setelah fa’il (subyek). Berbeda dengan fi’l di awal kalimat, fi’l yang mengikuti atau terletak setelah fa’il harus menyesuaikan diri dalam hal jumlah dan jenis sesuai fa’il-nya. Contoh:
   أمامه وضحكوا الرئيسَ الوزراءُ أقبل  Ɂaqbala l-wuzara:Ɂu r-raɁi:sa wa aiku: Ɂama:mahu
menghadap-3msg (itu)-menteri-pl (itu)-presiden dan tertawa-3mpl di depan-nya(msg)
    “para menteri itu menghadap presiden kemudian mereka tertawa di hadapannya”

Pada kalimat di atas, terdapat dua buah fi’l yang menjelaskan kegiatan fa’il الوزراءُ al-wuzara:Ɂu , yaitu أقبل Ɂaqbala  dan ضحكوا aiku:. Fi’l yang pertama, seperti biasa, ada dalam bentuk verba orang ketiga tunggal. Namun, fi’l yang kedua berbentuk orang ketiga jamak karena ia mengikuti dan menyesuaikan diri dengan fa’il (subyek) kalimat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu الوزراءُ al-wuzara:Ɂu yang merupakan nomina berbentuk jamak taksir .

   وجلسوا الضيُوفَ واستقبلا البابَ وخادمُهُ صاحبُ البيتِ فتح
fataa a:ibu l-bayti wa xa:dimuhu l-ba:ba wa-staqbala: -uyu:fa wa jalasu:
membuka-3msg sahabat (itu)-rumah dan pembantu-nya(msg) (itu)-pintu dan menyambut-3mdual (itu)-tamu-pl dan duduk-3mpl
“tuan rumah dan pembantunya itu membuka pintu lalu mereka berdua menyambut para tamu kemudian mereka duduk”

Penjelasan atas kalimat di atas kurang lebih sama seperti pada kalimat sebelumnya. Ada tiga fi’l pada kalimat tersebut, yaitu فتح fataa, استقبلا istaqbala, dan جلسوا jalasu:. Fi’l استقبلا istaqbala –adalah verba orang ketiga dual— mengacu kepada fa’il وخادمُ صاحبُ البيتِ  a:ibu l-bayti wa xa:dimu yang merupakan dua orang. Adapun fi’l جلسوا jalasu: mengacu kepada الضيُوفَ a-uyu:fa atau kepada seluruh orang dalam kalimat tersebut.

Nah, sekian saja apa yang dapat saya sampaikan. Jika terdapat kekurangan atau kesalahan, mohon dima’afkan dan jangan sungkan untuk memerbaiki dan memberi masukkan.
شكرا
감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!