Sabtu, 18 Desember 2010

The Broken Plural


Assala:mu’alaikum……!   Annyeonghaseyo…….!!

Pada postingan sebelumnya (Number dalam Al-‘arabiyya), telah dijelaskan mengenai سالم جمع jam’ sa:lim (the sound plural). Kali ini, tamu kita Al-‘arabiyya akan sedikit menjelaskan kategori jamak dalam bentuk  تكسِير جمع jam’ taksi:r (the broken plural). Tidak seperti sound plural yang perubahannya teratur, perubahan dalam broken plural dilakukan secara morfologis pada akar kata, seperti perubahan vokal, pemanjangan vokal, perangkapan konsonan, maupun afiksasi.

Broken plural terdiri atas banyak sekali bentuk pola akar kata. Berikut ini merupakan sebagian pola akar kata broken plural:

a) فُعُلٌ Fu’uLun / CuCuC
Contoh: رَسُول rasu:l ‘rasul’ رُسُل rusul ‘para rasul’
                مَدِينَة madi:na ‘kota’ مُدُن mudun ‘kota-kota’

b) فُعُوْلٌ Fu’u:Lun / CuCu:C
Contoh:  دَرس dars ‘pelajaran’ دُرُوس duru:s ‘pelajaran-pelajaran’
               قَلب qalb ‘hati’ قُلُوب qulu:b ‘hati-hati’

c) فِعَالٌ Fi’a:Lun / CiCa:C
Contoh: كَلب kalb ‘anjing’ كِلَاب kila:b ‘anjing-anjing’
               رَجُل  rajul ‘laki-laki’   رِجَال rija:l ‘para laki-laki’

d) أَفْعُلٌ ɁaF’uLun / ɁaCCuC
Contoh: رِجل rijl ‘kaki’   أَرجُل Ɂarjul ‘kaki-kaki’

e) أَفْعَالٌ ɁaF’a:Lun / ɁaCCa:C
Contoh: وَقت waqt ‘waktu’ أَوقَات Ɂauqa:t ‘waktu-waktu’

f) مَفَاعِلٌ maFa:’iLun / maCa:CiC
Contoh: مَدرَسة madrasa ‘sekolah’ مَدَارِس mada:ris ‘sekolah-sekolah’
               مَسجِد masjid ‘masjid’ مَسَاجِد masa:jid ‘masjid-masjid’

g) فَوَاعِلُ Fawa:’iLu / Cawa:CiC (diptote)
Contoh: عامِل ‘a:mil ‘faktor/elemen’ عَوَامِلُ ‘awa:milu ‘faktor-faktor’

h) فُعَّالٌ Fu’’a:Lun / CuCCa:C
Contoh: عَامِل ‘a:mil ‘pekerja’ عُمَّال ‘umma:l ‘para pekerja / buruh’
              تَاجِر ta:jir ‘pedagang’ تُجَّار tujja:r ‘para pedagang’

i) أَفْعِلَاءُ ɁaF’iLa:Ɂu / ɁaCCiCa:Ɂu (diptote)
Contoh: نَبِىّ nabiyy ‘nabi’ أَنبِيَاءُ Ɂanbiya:Ɂu ‘para nabi’

j) فُعَلَاءُ Fu’aLa:Ɂu / CuCaCa:Ɂ (diptote)
Contoh: وَزِير wazi:r ‘menteri’ وُزَرَاءُ wuzara:Ɂu ‘para menteri’

k) فُعْلَانٌ Fu’La:nun / CuCCa:n
Contoh: قَضِيب qai:b ‘tongkat/cabang’ قُضبَان quba:n ‘tongkat-tongkat’

l) فَعَالِلُ Fa’a:LiLu / CaCa:CiC (diptote)
Contoh: كَوكَب kaukab ‘bintang’ كَوَاكِبُ kawa:kibu ‘bintang-bintang’

m) فَعَالِيْلُ Fa’a:Li:Lu / CaCa:Ci:C (diptote)
Contoh: فِنجَان finja:n ‘cangkir’ فَنَاجِينُ fana:ji:nu ‘cangkir-cangkir’
              تَرنِيمَة tarni:ma ‘lagu pujian; hymne’  تَرَانِيمُ tara:ni:m ‘lagu-lagu’

n) فَعَالِلَةٌ Fa’a:LiLatun / CaCa:CiCa
Contoh: صَيدَلىّ aidaliyy ‘apoteker/kimiawan’ صَيَادِلة aya:dila ‘para apoteker’

Sebuah kata dapat memiliki bentuk jamak melalui broken plural dan sound plural sekaligus atau memiliki lebih dari satu bentuk broken plural. Penggunaan kedua bentuk jamak dari kata yang sama itu umumnya memiliki perbedaan makna.

Misalnya, kata عَاملُون ‘a:milu:na dan عُمَّال ‘umma:l adalah bentuk jamak dari عَامِل ‘a:mil  ’pekerja; faktor’. Kata عَاملُون ‘a:milu:n (bentuk sound plural) lebih bermakna kepada keadaan yang sedang dialami/dilakukan seseorang, dalam contoh ini berarti ‘orang-orang yang sedang bekerja (apapun pekerjaannya). Adapun عُمَّال ‘umma:l bermakna kegiatan yang bersifat permanen atau mengarah kepada profesi yang dilakukan seseorang, dalam contoh ini berarti ‘para buruh’. Sementara itu, عَوَامِلُ ‘awa:milu juga bentuk jamak dari عَامِل ‘a:mil untuk makna kata selain orang, dalam contoh ini berarti ‘faktor-faktor’.

Contoh lainnya adalah pada kata صَاحِب a:ib ‘sahabat’ yang memiliki lebih dari dua bentuk jamak broken plural, dua di antaranya adalah أصحَاب Ɂaṣḥa:b dan صَحب ab. Kata أصحَاب Ɂaṣḥa:b bermakna jumlah para sahabat ada banyak namun masih dapat dihitung, sedangkan pada kata صَحب ab jumlahnya lebih banyak lagi.

Banyak kata memiliki bentuk jamak broken plural dengan pola yang mudah diingat seperti di atas. Namun, ada juga kata-kata yang pola jamak broken plural-nya cukup berbeda atau di luar perkiraan karena sumber masalahnya terletak di akar kata dan bentuk tunggalnya (biasanya terdapat pada kata biliteral atau kata primitif).

Contoh: أخ Ɂax ‘saudara laki-laki’ إخوَان Ɂixwa:n / إخوَة Ɂixwa ‘para saudara laki-laki’
             أُخت Ɂuxt ‘saudara perempuan’ أخَوَات Ɂaxawa:t ‘para saudara perempuan’
             أَب Ɂab ‘bapak’ آبَاء Ɂa:ba:Ɂ ‘para bapak; leluhur’
             أمّ Ɂumm ‘ibu’ أمَّهات Ɂummaha:t / أمَّات Ɂumma:t ‘para ibu’
             يَد yad ‘tangan’ أيدٍ Ɂaidin / أَيَادٍ Ɂaya:din ‘tangan-tangan’

Pada contoh di atas, kata bilateral tersebut mendapat huruf tambahan dalam bentuk jamak berupa semi vokal, seperti و w dan أ / ء Ɂ.

Jumlah pola jamak broken plural memang ada banyak. Tidak seperti sound plural, kita harus menghafal setiap pola jamak. Namun, kita tidak perlu khawatir dengan hal itu karena jika sudah terbiasa dengan pola akar kata yang berirama atau bernada, kita dapat mengetahui bentuk jamak sebuah kata dengan sendirinya. Dan, jika belum hafal juga, kamus bahasa Arab yang lengkap seperti kamus ‘Hans Wehr’ selalu memberikan keterangan pada kosa kata yang harus dijamakkan dengan broken plural.

Demikian sekilas broken plural dari Al-‘arabiyya. Sebenarnya, masih banyak pola jamak broken plural dan uraian mengenainya. Namun, kita sudahi dahulu sampai di sini. Mohon ma’af jika terdapat kesalahan. Jangan sungkan untuk memerbaiki dan memberi masukan.

شكرا
감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!    Annyeong……..!

Kamis, 09 Desember 2010

Sekelumit Gambaran Mengenai Root dalam Al-‘arabiyya


Assala:mu’alaikum…..!  Annyeonghaseyo……!!

Pada postingan sebelumnya (Ta’a:ruf dengan Al-‘arabiyya), sempat diberikan sedikit gambaran mengenai akar kata dalam bahasa Arab. Akar kata (root/ الكلمة جذر jiðru lkalima) dalam bahasa Arab umumnya terdiri atas tiga konsonan (triliteral). Selain itu, terdapat akar kata yang terdiri atas empat konsonan (quadriliteral). Melalui ketiga atau keempat konsonan ini, dapat diturunkan dan diperoleh banyak kata baik masih memiliki hubungan makna, kelas, ataupun tidak.

Untuk menggambarkan macam atau perubahan akar kata, digunakan konsonan ف F, ع ‘, dan ل L pada kata فعل Fa’aLa. Huruf fa:’  ف F mewakili konsonan pertama, ‘ain ع mewakili konsonan kedua, dan la:m ل L mewakili konsonan ketiga. Pada akar kata quadriliteral, konsonan keempat juga diwakili oleh huruf  la:m ل L. Cara penggambaran akar kata seperti ini digunakan secara umum baik oleh orang-orang Arab, kalangan santri di pondok pesantren, maupun masyarakat luas lainnya.

Melalui penggambaran فعل Fa’aLa seperti ini akar kata dapat disusun untuk dihafal. Ya, tentu saja karena orang-orang Arab terkenal sebagai penghafal yang baik dan kuat. Di pondok pesantren atau madrasah, kita biasa melihat para santri menghafal perubahan akar kata atau tashri:f melalui buku pegangan yang salah satunya adalah التصرِيفِيَّة الأمْثلةُ alɁamθalatu ttari:fiyya oleh Syaikh Muhammad Ma’shum bin ‘Ali. Dalam buku itu, perubahan akar kata disusun sedemikian rupa agar mudah dihafal. Kita bisa lihat sedikit contoh seperti berikut: 

→  فَعَلَ                يَفْعَلُ               فَعْلاً                 وَمَفْعَلاً             فَهُوَ              فَاعِلٌ       dan seterusnya.
    Fa’aLa       yaF’aLu       Fa’Lan     wa maF’aLan   fahuwa      Fa:’iLun 

       جَمَعَ             يَجْمَعُ               جَمْعًا              مَجْمَعًا               جَامِعٌ
   JaMa’a      yaJMa’u        JaM’an      maJMa’an       Ja:Mi’un

Sementara itu, para orientalis eropa menggunakan huruf latin, latin kapital, dan lambang C (Consonant/ radical) untuk mewakili konsonan-konsonan akar kata. C tersebut kadang dinomori atau tidak. C1 untuk konsonan pertama, C2 untuk konsonan kedua, dan C3 untuk konsonan ketiga. Kita bisa lihat sedikit contoh berikut:

stvCCvC-         -vstvCCiC-         mvstvCCvC-        stvCCv:C-
staCCaC-        -astaCCiC-          mustaCCiC-         stiCCv:C-
istaGFaR-       -astaGFiR-          mustaGFiR-          istiGFa:R-

Keterangan: C adalah konsonan akar kata; v adalah vokal; dan tanda (-) adalah tanda penghubung yang nantinya diisi dengan prefiks, sufiks, atau vokal akhir yang berhubungan dengan kasus (sharaf).

Di kalangan akademis seperti di FIB UI, kedua metode di atas digunakan secara bersamaan. Mahasiswa yang berlatar belakang madrasah atau pesantren mungkin akan kesulitan memahami cara orientalis. Sebaliknya, mahasiwa yang bukan berlatar belakang madrasah atau belum pernah mempelajari bahasa Arab sebelumnya mungkin akan lebih mudah memahami cara orientalis ini.

Yang perlu kita perhatikan adalah perubahan akar kata dilakukan dengan memodifikasi vokal-vokal dan dengan melalui afiksasi. Prefiks yang ditambahkan ke akar kata umumnya adalah م m, ي y, ت t, ن n, dan أ Ɂ. Infiks biasanya berupa konsonan ت t. Adapun sufiks biasanya berupa konsonan ت t, ة t(h), ن n, dan lainnya. Akar kata itu dapat kita bayangkan seperti hp yang bisa kita gonta-ganti casing-nya atau kita tambahkan berbagai macam aksesoris.

Akar kata merupakan bagian penting karena dengannya dapat diturunkan beratus-ratus kata. Hal inilah yang membuat kosa kata bahasa Arab sangat kaya. Dengan memodifikasi akar kata bahasa Arab dapat menambah kosa kata baru sesuai perkembangan jaman tanpa mengambil atau menyerap kata asing, biasanya kata-kata yang berhubungan dengan teknologi. Contoh:

 حَاسِب ḥa:sib ‘komputer’ dari akar kata حَسَبَ ḤaSaBa ‘menghitung’
 مِصْعَد miṣ’ad ‘elevator, lift; anoda, kutub positif’ dari akar kata صَعِدَ  Ṣa’iDa ‘naik, menanjak’
صَارُوخ ṣa:ru:x ‘roket’ dari akar kata صَرَخَ ṢaRaXa ‘berteriak, menjerit’

Melalui pola akar kata, bahasa Arab juga dapat memodifikasi kata serapan dari bahasa asing sesuai cara bahasa Arab. Contoh:

 بُنُوك bunu:k adalah bentuk jamak dari بَنك bank ‘bank’ dari pola فُعُول Fu’u:L/ CuCu:C.

Akar kata juga turut andil dalam penyusunan kosa kata dalam kamus bahasa Arab (terutama model lama). Untuk mencari sebuah kata dalam bahasa Arab, seseorang harus memulai pencarian dari konsonan pertama akar kata. Misalnya, jika seseorang ingin mencari kata مَكتَبَة maktabah (akar kata KTB), maka ia harus mencarinya pada bagian kumpulan kata yang berawal dengan konsonan ك K. Ia tidak akan menemukannya jika mencari pada kumpulan kata yang berawalan م m. Kecuali, ia menggunakan kamus Arab modern yang disusun menurut abjad seperti kamus Al-Mawrid.

Saya rasa cukup sekian. Jika terdapat kekurangan dan kesalahan, mohon dima’afkan. Dan, jangan sungkan untuk memberi masukan. شاء إن Ɂin ša:Ɂal la:hu, mengenai akar kata ini akan muncul pada postingan-postingan selanjutnya.

شكرا
감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!    Annyeong……..!