Jumat, 25 Maret 2011

Al-Qur'an Hanya Satu Bahasa


Assala:mu’alaikum…!   Annyeonghaseyo…!!

Wuah…, sudah lama saya tidak mengisi blog ini. Kemarin-marin, saya tidak ada mood untuk ngisi, tapi sekarang, mudah-mudahan semangat lagi…!!! Fightiiing….!!! Siii…ja!

Kali ini pun, saya agak bingung mau ngisi apa. Mungkin, saya sampaikan yang berikut saja.

Beberapa waktu lalu, saya melihat iklan belanja di televisi tentang penjualan Al-Qur’an. Dalam tayangan iklan itu, ada presenter yang menawarkan dan menjelaskan mengenai produk yang mereka jual. Dikatakan bahwa Al-Qur’an yang dijual terdiri atas tiga bahasa, yaitu Arab, Latin, dan Indonesia. Kalau dilihat berdasarkan produk yang mereka (penjual) promosikan, kata-kata yang disampaikan presenter dan narrator iklan berupa “Al-Qur’an dalam tiga bahasa: Arab, Latin, dan Indonesia” tidaklah tepat menurut saya.

Pada kenyataannya, produk yang mereka jual itu bukanlah Al-Qur’an dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Arab, bahasa Latin, dan Bahasa Indonesia, melainkan Al-Qur’an yang dilengkapi dengan transliterasi dalam huruf Latin dan terjemahan berbahasa Indonesia. Ya, dalam Al-Qur’an itu, yang ada adalah transliterasi dalam huruf Latin dan bukannya bahasa Latin.

Transliterasi itu, khan, adalah pengalihaksaraan atau penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Jadi, Al-Qur’an itu ditulis dengan huruf Arab dan dilengkapi juga penulisannya yang dalam bentuk huruf Latin. Meskipun transliterasinya berupa huruf Latin, bahasanya tetap Bahasa Arab dan bukan bahasa Latin yang merupakan suatu rumpun yang terdiri atas Bahasa Italia, Bahasa Spanyol, Bahasa Perancis, dan Bahasa Portugal.

Misalnya, kalimat  مُبِيْنٍ عَرَبِىٍّ بِلِساَنٍ ditransliterasikan dalam huruf latin menjadi bi lisa:nin ‘arabiyyin mubi:nin. Jadi, kalimat “bi lisa:nin ‘arabiyyin mubi:nin” merupakan kalimat berbahasa Arab yang ditulis dengan menggunakan huruf Latin dan bukannya bahasa Latin.

Sementara itu, Al-Qur’an juga bukannya dalam Bahasa Indonesia, tetapi terjemahannyalah yang berbahasa Indonesia. Karena, Al-Qur’an hanya ada dalam satu bahasa, yaitu Bahasa Arab. Tidak ada Al-Qur’an dalam bahasa-bahasa lain selain Bahasa Arab. Adapun terjemahan Al-Qur’an bisa dalam berbagai bahasa, seperti terjemahan berbahasa Indonesia, terjemahan berbahasa Inggris, terjemahan berbahasa Persia, dan lain sebagainya.

Demikianlah Kami wahyukan kepamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab.…” (Al-Syuura: 7)

Dengan bahasa Arab yang jelas.” (Al-Syu’ara’: 195)

Sesungguhnya, Kami menurunkan Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar kamu memahaminya.” (Yusuf: 2)

Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).” (Al-Zukhruf: 3)

….Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab….” (Al-Ahqaaf: 12)

Pada teks terjemahan, bisa terdapat perbedaan karena bahasa di dunia sangat beragam dan  ditambah lagi faktor sosial-budaya serta keadaan geografis yang berbeda antarbangsa. Bahkan, terjemahan dalam satu bahasa yang sama bisa terdapat sedikit perbedaan pada penyampaian kata-katanya karena dilakukan oleh beberapa orang yang saling beda latar belakang. Namun, karena penerjemahan merupakan kegiatan menyampaikan pesan dari suatu bahasa ke bahasa lainya, maka setiap penerjemah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat terjemahannya memiliki kesepadanan, maksud, dan tujuan yang sama seperti yang diinginkan dan dicapai penulis pada bahasa sumber.

Oleh karena Al-Qur’an adalah firman di mana Allah yang menjadi “penulis” aslinya, manusia tidak dapat secara sempurna menerjemahkan Al-Qur’an dengan tepat dari Bahasa Arab sesuai dengan yang Allah maksudkan. Tidak hanya terjemahan, tafsir Al-Qur’an pun terdiri atas berbagai versi menurut para penulisnya. Karena, pemikiran, pemahaman, dan daya tangkap tiap orang dapat berbeda-beda. Misalnya, jika disebutkan sebuah kata “pisang”. Antara orang yang satu dengan yang lainnya akan membayangkan pisang yang berbeda-beda. Ada orang yang membayangkan pisang raja, pisang ambon, pisang satu sisir, pisang yang telah dikupas, dan lain-lain. Walaupun berbeda-beda, toh, yang mereka bayangkan tetap sama, yaitu pisang. Oleh karena itu, hanya Allah saja yang Maha Mengetahui kebenaran hakiki. Dan, manusia tidak dapat menjangkau “dunia” serta “visi” Al-Qur’an tanpa kehendak Allah SWT.

Meskipun diturunkan dalam Bahasa Arab, bukan berarti Al-Qur’an khusus untuk orang-orang Arab saja. Akan tetapi Al-Qur’an merupakan kitab suci untuk seluruh umat manusia. Karena kitab ini diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul terakhir, maka tidak ada lagi kitab suci yang diturunkan setelah Al-Qur’an, sehingga ia juga bersifat universal.

Kembali kepada kata-kata pada iklan di atas, juga pada iklan lainnya yang pernah saya lihat di sepanduk atau pun brosur. Menurut saya, kata-kata iklan berupa Al-Qur’an tiga bahasa itu, mungkin lebih baik jika diubah menjadi “Al-Qur’an yang dilengkapi dengan transliterasi dalam huruf Latin dan terjemahan berbahasa Indonesia.”.

Jadi, kiranya demikian pendapat dari saya. Jika terdapat kesalahan pada apa yang telah disampaikan di atas, semua itu karena kekhilafan saya sebagai manusia yang tak luput dari salah dan kekeliruan. Jangan sungkan untuk memerbaiki dan memberi masukan, ya. Thayyib…!

شكرا
감사합니다
Assala:mu’alaikum…..!!    Annyeong……..!